Sabtu, 15 Januari 2011

Jiwa

Rindu Jiwa


Kicau burung menjauh
Matahari kembali keperaduan
Mendung bergelayut diangkasa
Angin dingin menerpa
kuterpaku diam tanpa kata
Membiarkan ombak menerpa penopang tubuh rentaku
tatapanku kosong jauh ketitik cakrawala
Membiarkan memoriku melayang jauh
Menembus kabut biru dasar jiwa
Menerjang kehampaan sunyi hati
cinta.......
sayup kudengar suaramu
Begitu dekat begitu lembut
Membuai membelai kalbu
Kutersentak
Jatuh kealam sadarku
Mencari dirimu suaramu senyum mu
Tapi kosong hanya debur ombak dan angin
Kuhela napas ini sesak....
bulir2 embun bening jatuh di kulit pucatku
kulangkahkan kakiku pergi
Belahan jiwaku.....
Dimana kau kini



Dimanakah Engkau

Hanya diam....
Ya hanya diam tanpa bicara
tanpa berkata dan tanpa berbunyi
Hanya diam....
Berdiri membeku
Menatap dengan kekosongan
Mencoba meraba jiwa
Mencari sisa cinta kasih
Tapi...
Semakin meraba semakin hilang
Semakin kosong
Semakin terasa kehampaan
Hanya desiran angin halus menusuk
DImanakah dia?....
Dimanakah rasa cintaku?....
Kemanakah dia pergi?....
Siapakah yang membawanya?....
Kekasih...
Bila kau tak ingin lagi kasihku
kembalikan cinta kasihku
Jangan kau bawa pergi jauh dariku
Kutersiksa dengan kehampaan kekosongan ini
Kupinta padamu....
Kembalikan dia padaku....


Lelah Rindu


Hujan turun di senja jingga
Semilir angin menerobos pori pori kulit menusuk tulang
Membiarkan kuduk merinding dingin
Memaksa tangan untuk saling merengkuh
Mencari sedikit kehangatan diri
Tak ada yang perduli satu sama lain
Semua berlari menyelamatkan diri
Berteduh dari titik titik air
Merengkuh harta takut ternoda
Ingin rasanya aku ikut mereka
Tapi apa gunanya
Diriku sudah basah dan lelah
Tak ada lagi yang harus diselamatkan dari titik hujan
Kumelangkah meninggalkan mereka
Susuri jalan dengan pandangan kosong
Pikiran melayang jauh entah kemana
Larut dalam lamunan
Lamunan tentangmu yang pergi
Sampai kapan lamunan itu pergi dariku
Aku sendiri juga tak tahu
Akupun tak tahu bagaimana cara mengusir lamunan itu
Dirimu selalu saja melintas
Menganggu disaat diriku tak ingin diganggu
Mengusik ku dengan senyum tawa yang merdu itu
Mengelitik ku dengan tatapan matamu yang...
Ah aku sendiri susah jelaskan
Dirimu terlalu berarti untukku
Aku tak dapat mengusirmu dari pikiran dan hatiku
Aku terlalu menyayangimu
Hingga diriku sulit untuk membencimu
Kumelangkah...
Terus melangkah menuju keperaduanku
Dengan hati dan pikiran yang tetap tertuju padamu
Kubiarkan nanti mimpi datang membawamu padaku
Kurengkuh bayanganmu dalam tidurku
Kupejamkan mata dengan seulas senyum
Senyuman rindu dan lelah


Flamboyan dan AKu

Flamboyan berguguran
jatuh terkulai dan membentur bumi
seakan mengerti akan isi hatiku
Yang sedang berduka
Kumelangkah tak tentu arah
membiarkan daun kering dan debu mengusik
Pandanganku kosong
tak tahu apa yang harus kulakukan
hanya kesedihan dan kalut
cuman kedukaan dan sakit hati
menjadi teman selama kubernapas

Flamboyan berguguran
Semakin menjauh..
Kutetap melangkah tak tentu arah
Membawa duka dan harapan
Harapan yang tak tahu kapan akan menjadi nyata
Masih adakah waktu tersisa untukku tuk mejadikan harapan itu nyata?
Masih adakah waktu tersisa....


Beri Aku Sekeranjang Luka

Beri Aku Sekeranjang Luka
Beri aku sekeranjang luka
Tinggali aku sekardus duka
Kasih aku segenggam sdih
Beri aku air mata seluas samudra
Biar semua kutelan
Melengkapi kerapuhan hatiku
Menyendiri...
Membiarkan sisa hidupku

Beri aku sekeranjang luka
Tinggali aku sekardus duka
Kasih aku segenggam sedih
Beri aku air mata seluas samudra
Biar semua kutelan
Menapak langkahku pergi
Bersama kenangan indah dan pahit
Tanpa dirimu.....



Mengapa....

Kau hadir kembali dihadapanku
Menyapaku dan merengkuhku
Membelai hatiku meraba jiwaku yang sakit
Menyentakku
Senyumanku kembali ada saat kau hadir
Semangatku menyala saat masa dulu bersamamu muncul
Tapi...
Kau menjatuhkan diriku lagi
Disaat rasa sayang pada mu kembali selimuti hati
Kau membuatku terluka
Sakit teramat sakit
Kuhanya bisa terdiam
Menahan getir rasa sakit ulu hati ini
bathinku teriak!!!.......
Belum puaskah kau menyakiti dan mempermainkah perasaanku?!!!!
Betapa teganya....
Aku hanya bisa membisu
Tapi hatiku menangis
Mengapa aku tak bisa membencimu.....



Selamat Tinggal


Ingin menangis tapi tak sanggup
Ingin teriak tapi tak mampu
Aku hanya bisa terdiam
Hanya sesak dada yang kurasakan
Kumelangkah pergi
Dengan sejuta perasaan kalut
Tak tahu apa yang harus aku lakukan
Semua serasa gelap gulita
Merpatiku...
Semoga dengan kepergianku kau mendapat tambatan baru
biarkan kupergi dengan membawa apa yang sudah kau tinggalkan untukku
Dengan begitu merpatiku bisa damai bertengger
Semoga juga kau tak mendengar kabarku nantinya
Tapi seandainya dengarpun kuingin kau tabahkan hati merpatiku
Selamat Tinggal merpatiku........


Persimpangan

Kususuri jalan setapak
kanan kiriku hanya suara derakan rumput liar
tertiup angin menjadi sebuah alunan alam
Kuterhenti disebuah persimpangan
Bingung...
Jalan mana yang harus kupilih
Kupilih jalan pertama
hatiku sudah membeku untuk yang dijalan itu
Walaupun dia dengan setia menungguku
Kupilih jalan kedua
Kusudah terlalu membuatnya merasa sakit hati
Mungkin juga tak akan mau menerimaku
Aku sungguh sungguh tak berani kesana
Kuberbalik dan kembali
Rasanya sudah tak mungkin lagi

Aku hanya bisa diam berdiri terpaku
Kemana kaki ini akan melangkah
Memilih salah satu persimpangan itu
Kuingin bertanya
Tapi bertanya sama siapa?....
Yang kudengar hanya gesekan rumput liar yang tertiup angin
Kuberdiri terpaku ditengah persimpangan
Membisu....
Tak tahu lagi harus kemana.
Semua diam tak ada jawaban



Tinta Merah Luka

Kau datang memberi senyum
Kamu hadir memberi tawa
Kamu mendekat memberi kehangatan
Dekapan terasa nyaman dan tenang
Hingga kudatang padamu
Membawa sejuta harapan dan impian
Tapi....
Senyuman,tawa,kehangatan dan ketenangan
Semua seperti terbang terbawa rintik hujan dan semilir angin
Meninggalkan dingin yang menusuk tulang
Tetesan embun dimataku jatuh mengalir
Seiring terkuaknya retakan hati yang belum sempurna sembuh
Mengalir tinta merah kesakitan hati yang teramat sangat.
Pedih...
Ku kembali dengan begitu banyak pertanyaan
Seluruh perasaanku bercampur aduk
Hanya tatapan kosong
Tetesan embun mataku mengalir tak dapat kuhentikan
Seakan menjadi temanku disetiap suara rel yang berderak
Kutapakan kaki melangkah
Kembali....
Kembali dengan membawa kepedihan,tetesan embun
Aliran tinta merah retakan hati yang hancur
Kutak tak tahu lagi
Apa yang kuhadapi didepan.
Hanya kebisuan diriku
Yang bisa menemaniku


Memory kesakitan March 05 2007 22.15
For you that like that the ease regarded all of only previous winds

Tidak ada komentar:

Posting Komentar